"Aku menginginkanmu," gumamnya dan itu adalah lampu hijau untuk libidoku. Jariku berpindah ke rambutnya, menarik kepalanya ke belakang sehingga aku bisa mengklaim mulutnya, api menjilat panas dan tinggi di perutku. Dia mengerang dan mendorongku kembali ke sofa. Dia duduk dan membuka celanaku, melepas celananya pada saat yang sama.
"Home run," ia berbisik, dan dengan cepat ia mengisi ke dalam tubuhku.
"Ah... " Aku mengerang dan ia terdiam, meraih wajahku dengan kedua tangan.
"Aku mencintaimu, Mrs. Grey," gumamnya dan dengan sangat lambat, sangat lembut, ia bercinta denganku sampai aku hancur lebur, memanggil namanya dan membungkus diriku disekelilingnya, tak pernah ingin membiarkan dirinya pergi.
***
Aku berbaring telentang di dadanya. Kami berada di lantai ruang TV.
"Kau tahu, kita benar-benar melewati base ke tiga." Jari-jariku menelusuri garis dadanya yang berotot.
Dia tertawa. "Lain kali, Mrs Grey." Dia mencium bagian atas kepalaku.
Aku mendongak untuk menatap layar televisi saat tayangan kredit akhir untuk The X-Files muncul. Christian meraih remote dan memunculkan suara televisinya kembali.
"Kau menyukai acara itu?" tanyaku.
"Ketika aku masih kecil."
Oh...Christian saat anak-anak...kickboxing dan X-Files dan tidak ada sentuhan.
"Kau?" Tanyanya.
"Bukan jamanku."
"Kau sangat muda." Christian tersenyum sayang. "Aku suka bermesraan denganmu, Mrs. Grey."
"Begitu pula aku, Mr. Grey." Aku mencium dadanya, dan kami berbaring menonton dalam diam saat The X-Files selesai dan iklan muncul.
"Sudah tiga minggu yang seperti surga. Kejar-kejaran mobil dan kebakaran dan terlepas dari mantan bos psycho-mu. Seperti berada dalam gelembung pribadi kita sendiri," aku bergumam sambil melamun.
"Hmm," Christian mendengung jauh di dalam tenggorokannya. "Aku tidak yakin aku siap untuk membagimu dengan seluruh dunia."
"Besok kembali ke kehidupan nyata," gumamku, berusaha untuk menjaga kemelankolisan suaraku.
Christian mendesah dan menjalankan tangannya yang lain melalui rambutnya. "Keamanan akan
diperketat-" aku menaruh jariku di atas bibirnya. Aku tak ingin mendengar ceramah ini lagi.
"Aku tahu. Aku akan baik-baik saja. Aku janji." Yang mengingatkanku pada...Aku bergeser, menopang badanku dengan siku untuk melihat dia dengan lebih baik. "Kenapa kau berteriak pada Sawyer?"
Tubuhnya menegang dengan segera. Oh, sial.
"Karena kita dibuntuti."
"Itu bukan kesalahan Sawyer."
Dia menatap datar ke arahku. "Mereka seharusnya tidak pernah membiarkanmu terlampau terlalu jauh di depan. Mereka tahu itu."
Aku merona oleh rasa bersalah dan duduk kembali pada posisiku, beristirahat di dadanya. Ini salahku. Aku ingin pergi jauh dari mereka.
"Itu bukan-"
"Cukup!" Potong Christian kasar. "Ini tidak untuk didiskusikan, Anastasia. Ini adalah fakta, dan mereka tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi."
Anastasia! Aku adalah Anastasia ketika aku dalam kesulitan seperti sedang dirumah bersama ibuku saja.
"Oke," gumamku, menenangkan dirinya. Aku tidak ingin melawan. "Apakah Ryan menyusul wanita yang menyamar itu?"
"Tidak Dan aku tidak yakin itu adalah seorang wanita."
"Oh?" Aku mendongak lagi.
"Sawyer melihat seseorang dengan rambut diikat ke belakang, tapi itu sekilas. Dia mengasumsikan itu seorang wanita. Sekarang, mengingat bahwa kau telah mengidentifikasi keparat itu, mungkin itu adalah dia. Dia membuat rambutnya seperti itu." Rasa jijik dalam suara Christian sangat gamblang.
Aku tak tahu apa yang menjadikan berita seperti ini. Christian menjalankan tangannya ke punggung telajangku, mengalihkan perhatianku.
"Jika sesuatu terjadi pada dirimu...," Gumamnya, matanya lebar dan serius.
"Aku tahu," bisikku. "Aku merasakan hal yang sama padamu." Pikiranku bergetar.
"Ayo. Kau semakin dingin, "katanya, duduk. "Mari kita pergi tidur. Kita bisa menyelesaikan base ketiga disana." Dia tersenyum bernafsu, lincah seperti biasa, bergairah, marah, cemas, seksi - Fifty Shades-ku. Aku mengambil tangannya dan dia menarikku berdiri, dan tanpa selembar benangpun, aku mengikutinya melalui ruang besar menuju kamar tidur.
***
Keesokan paginya, Christian meremas tanganku saat kita menepi di luar SIP. Sosoknya menampilkan seorang eksekutif yang kuat dalam setelan biru gelap dan dasi yang cocok, dan aku tersenyum. Dia tidak pernah sepintar ini sejak balet di Monaco.
"Kau tahu bahwa kau tidak perlu melakukan ini?" Gumam Christian. Aku tergoda untuk memutar mataku padanya.
"Aku tahu," aku berbisik, tidak ingin Sawyer dan Ryan mendengarku dari bangku depan Audi. Dia mengerutkan kening dan aku tersenyum.
"Tapi aku menginginkannya." lanjutku. "Kau tahu ini." Aku bersandar dan menciumnya. Kerutan dahinya tidak menghilang. "Apa yang salah?" Dia melirik ragu pada Ryan saat Sawyer memanjat keluar dari mobil. "Aku akan merindukan memilikimu untuk diriku sendiri."
Aku menggapai untuk membelai wajahnya. "Aku juga." Aku menciumnya. "Itu adalah bulan madu yang indah. Terima kasih."
"Pergilah bekerja, Mrs. Grey."
"Kau juga, Mr. Grey."
Sawyer membuka pintu. Aku meremas tangan Christian sekali lagi sebelum aku keluar ke trotoar. Saat aku melangkah menuju gedung, aku memberinya lambaian kecil. Sawyer membukakan pintu gedung untukku dan mengikutiku masuk.
"Hai, Ana." Claire tersenyum dari balik meja resepsionis.
"Claire, halo." Aku tersenyum kembali.
"Kau tampak cantik. Bulan madu yang menyenangkan?"
"Yang terbaik, terima kasih. Bagaimana keadaan di sini?"
"Si tua Roach masih sama, tapi keamanan telah ditingkatkan dan ruangan server kita sedang dirombak. Tapi Hannah akan menjelaskan padamu."
Tentu saja dia akan melakukannya. Aku memberikan Claire senyum ramah dan melangkah lagi menuju kantorku.
Hannah adalah asistenku. Dia tinggi, ramping, dan sangat efisien dalam pekerjaannya yang terkadang aku melihatnya sedikit mengintimidasi. Tapi dia manis padaku, meskipun faktanya dia beberapa tahun lebih tua. Dia memegang latte-ku yang sedang menunggu - satu-satunya kopi yang aku biarkan dia membuatkannya untukku.
"Hai, Hannah," kataku hangat.
"Ana, bagaimana bulan madumu?"
"Fantastis. ini - untukmu." Aku mengeluarkan parfum botol kecil yang aku beli untuknya dan meletakkannya dia atas mejanya, dan ia bertepuk tangan dengan gembira.
"Oh, terima kasih!" Katanya antusias. "Korespondensimu yang harus di balas segera kuletakkan di atas meja, dan Roach ingin bertemu denganmu pada jam sepuluh. Hanya itu yang aku laporan untukmu saat ini."
"Baik. Terima kasih. Dan terima kasih untuk kopinya. "Terhanyut di dalam kantorku, aku meletakkan tasku di meja dan menatap pada tumpukan surat. Astaga, banyak hal yang harus aku kerjakan.
***
Tepat sebelum jam sepuluh ada ketukan ragu-ragu pada pintuku.
"Masuk."
Elizabeth terlihat di sekitar pintu. "Hai, Ana. Aku hanya ingin mengucapkan selamat datang kembali."
"Hei. Aku mau bilang, dengan membaca semua korespondensi ini, aku berharap aku kembali ke Prancis Selatan."
Elizabeth tertawa, tapi tawanya hambar, dipaksa, dan aku menelengkan kepalaku ke samping dan menatapnya dia seperti Christian saat menatapku.
"Senang kau kembali dengan selamat," katanya. "Sampai bertemu beberapa menit lagi di pertemuan dengan Roach. "
"Oke," bisikku, dan dia menutup pintu di belakangnya. Aku mengerutkan kening pada pintu yang tertutup. Apa-apaan itu tadi? Aku mengangkat bahu dengan acuh. E-mail-ku berbunyi - itu adalah pesan dari Christian.
Dari: Christian Grey
Perihal: Istri yang bandel
Tanggal: 22 Agustus 2011 09:56
Untuk: Anastasia Steele
Istriku
Aku mengirim e-mail di bawah ini dan gagal terkirim.
Dan itu karena kau belum merubah namamu.
Ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?
Christian Grey CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Lampiran:
Dari: Christian Grey
FW Subyek: Gelembung
Tanggal: 22 Agustus 2011 09:32
Untuk: Anastasia Grey
Mrs. Grey
Sangat senang sudah menguasai semua base bersamamu.
Semoga hari pertama kerjamu menyenangkan.
Sudah merindukan gelembung kita.
x Christian Grey CEO yang Kembali ke Dunia Nyata, Grey Enterprises Holdings Inc
Sial. Aku membalasnya segera.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Jangan pecahkan gelembungnya
Tanggal: 22 Agustus 2011 9:58
Untuk: Christian Grey
Suamiku
Aku akan mengikuti semua metafora baseball denganmu, Mr. Grey.
Aku ingin tetap memakai namaku disini.
Aku akan menjelaskannya nanti malam.
Aku akan pergi meeting sekarang.
merindukan gelembung kita juga....
PS: kupikir aku tetap harus menggunakan BlackBerry ku?
Anastasia Steele Commissioning Editor, SIP
Ini sepertinya akan menjadi sebuah pertengkaran. Aku bisa merasakannya. Sambil mendesah, aku mengumpulkan dokumenku untuk pertemuan.
***
Pertemuan berlangsung selama dua jam. Semua komisioning editor hadir, ditambah Roach dan Elizabeth. Kami membahas personil, strategi, pemasaran, keamanan, dan akhir tahun. Ketika pertemuan berlangsung, aku semakin lama semakin tidak nyaman. Ada perubahan halus dalam bagaimana rekan-rekan kerjaku memperlakukanku - jarak dan penghormatan yang tidak ada sebelum aku pergi untuk berbulan madu. Dan dari Courtney, yang mengepalai divisi non-fiksi, ada permusuhan yang nyata. Mungkin aku hanya merasa takut yang berlebihan tapi dalam beberapa hal ini menjelaskan beberapa ucapan aneh Elizabeth pagi ini.
Pikiranku melayang kembali ke kapal pesiar, kemudian ke ruang bermain, kemudian ke R8 yang melaju melewati misteri Dodge di I-5. Mungkin Christian benar. . . mungkin aku tidak bisa melakukan ini lagi. Pikiran itu membuatku sedih - ini adalah hal yang paling aku inginkan. Jika aku tidak bisa melakukan ini, apa yang akan aku lakukan? Saat aku berjalan kembali ke kantorku, aku mencoba untuk mengabaikan pikiran gelap ini.
Ketika duduk di mejaku, aku segera memeriksa e-mail. Tidak ada e-mail dari Christian. Aku
memeriksa BlackBerryku. . . tetap tidak ada. Bagus. Setidaknya belum ada reaksi permusuhan pada e-mailku. Mungkin kita akan mendiskusikan malam ini sesuai dengan permintaanku. Aku menyadari ini sulit untuk dipercaya, tetapi mengabaikan perasaanku yang tidak enak, aku membuka rencana pemasaran yang di berikan padaku pada pertemuan tersebut.
Seperti ritual kami pada hari Senin, Hannah datang ke kantorku dengan piring untuk paket makan siangku yang dibuat oleh Mrs. Jones, dan kami duduk dan makan siang bersama-sama, membahas apa yang ingin kami capai selama seminggu. Dia juga menceritakan padaku gosip terbaru kantor, yang - mengingat aku sudah pergi selama tiga minggu - sangat jauh tertinggal di belakang. Saat kita sedang mengobrol, ada ketukan di pintu.
"Masuk."
Roach membuka pintu, dan berdiri di sampingnya adalah Christian. Aku membisu sejenak. Christian memberiku tatapan yang berkobar dan berjalan masuk dengan angkuh, sebelum tersenyum sopan pada Hannah.
"Halo, kau pasti Hannah. Saya Christian Grey," katanya. Hannah buru-buru berdiri dan segera mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Christian.
"Mr. Grey. Sa-sangat senang bertemu dengan Anda." Dia tergagap saat mereka berjabat tangan. "Dapatkah saya membuatkan anda kopi?"
"Silakan," katanya hangat. Dengan sekilas bingung menatapku, dia keluar dari kantor melewati Roach, yang berdiri sama kagetnya denganku di ambang kantorku.
"Jika Anda mengijinkan, Roach, saya ingin bicara dengan Ms. Steele." Christian mengucapkan huruf S dengan bunyi mendesis. . . sinis.
Inilah sebabnya mengapa dia ada di sini. . . Oh, sial.
"Tentu saja, Mr. Grey. Ana," Roach bergumam, menutup pintu ke kantorku saat ia beranjak pergi. Aku mengembalikan kekuatanku untuk bicara.
"Mr. Grey, senang sekali bisa bertemu denganmu." Aku tersenyum, terlalu manis.
"Ms. Steele, boleh aku duduk?"
"Ini perusahaanmu." Aku melambai di kursi yang telah ditinggalkan oleh Hannah.
"Ya, memang." Dia tersenyum licik padaku, senyum yang tidak mencapai matanya. Nada suaranya meninjuku. Dia meremang dengan ketegangan - aku bisa merasakan itu semua di sekitarku. Persetan. Jantungku tenggelam.
"Kantormu sangat kecil," katanya sambil duduk menghadapi mejaku.
"Ini cocok untukku."
Dia menanggapiku dengan netral, tapi aku tahu dia marah. Aku mengambil napas dalam-dalam. Ini tidak akan menyenangkan.
"Jadi apa yang bisa aku lakukan untukmu, Christian?"
"Aku hanya melihat aset-asetku."
"Aset-asetmu? Semuanya?"
"Semuanya. Beberapa dari mereka butuh rebranding (merubah citra)."
"Rebranding? Dalam hal apa?"
"Kupikir kau tahu." Suaranya tenang mengancam.
"Tolong-jangan bilang kau telah memutus harimu setelah tiga minggu yang sudah lewat untuk datang ke sini dan bertengkar dengan diriku tentang namaku." Aku bukan aset!
Dia bergeser dan menyilangkan kakinya. "Bukan benar-benar bertengkar. Tidak."
"Christian, aku sedang bekerja."
" Bagiku tampaknya kau tadi sedang bergosip dengan asistenmu."
Pipiku memanas. "Kita akan melewatkan jadwal kita," hardikku. "Dan kau belum menjawab pertanyaanku."
Ada ketukan di pintu. "Masuklah!" Aku berteriak, terlalu keras.
Hannah membuka pintu dan membawa nampan kecil. Teko susu, mangkuk gula, kopi dalam teko Perancis- dia mengeluarkan semua. Dia menempatkan nampan di mejaku.
"Terima kasih, Hannah," gumamku, merasa malu bahwa aku baru saja berteriak begitu keras.
"Apakah ada yang butuhkan lagi, Mr. Grey?" Dia bertanya dengan terengah-engah. Aku ingin memutar mataku padanya.
"Tidak, terima kasih. Itu saja." Dia tersenyum dengan kilauannya, senyuman yang dapat membuat celana dalam Hannah terlepas. Dia malu-malu dan keluar sambil tersenyum simpul. Perhatian Christian kembali padaku.
"Sekarang, Ms. Steele, sampai dimana kita tadi?"
"Kau kasar sekali mengganggu hari kerjaku hanya untuk bertengkar denganku tentang namaku."
Christian berkedip sekali - terkejut, kupikir, karena suaraku yang berapi-api. Dengan sigap, ia mengambil pada sepotong serat yang tak terlihat pada lututnya dengan jari-jari terampilnya yang panjang. Itu mengganggu. Dia sengaja melakukannya. Aku menyipitkan mataku padanya.
"Aku suka membuat kunjungan mendadak yang aneh. Itu membuat manajemen bekerja pada tempatnya, para istri ada di posisi mereka. Kau tahu." Dia mengangkat bahu, mulutnya diatur dalam garis yang arogan.
Istri di posisi mereka! "Aku tak tahu kalau kau bisa meluangkan waktumu," gertakku.
Matanya membeku. "Kenapa kau tidak ingin mengganti namamu disini?" Tanyanya, suaranya tenang mematikan.
"Christian, haruskah kita membicarakan hal ini sekarang?"
"Aku di sini. Aku tidak melihat alasan untuk tidak melakukannya."
"Aku memiliki se-ton pekerjaan yang harus dilakukan, yang telah aku tinggal pergi selama tiga
minggu terakhir."
Dia menatap ke arahku, matanya dingin dan menilai - bahkan lebih jauh. Aku heran, bahwa dia bisa terlihat begitu dingin setelah tadi malam, setelah tiga minggu terakhir. Sial. Dia pasti sangat marah - benar-benar marah. Kapan dia belajar untuk tidak bereaksi berlebihan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar